Oleh: Rahmat Kurnia Lubis*
Peringatan Maulid atau hari
kelahiran Nabi Muhammad Saw biasanya diperingati pada tanggal 12 Rabiul Awal
karena pada tanggal tersebut dilahirkannya seorang nabi yang meneruskan risalah
kenabian, tauhid berupa pengesaan terhadap Allah SWT. Nabi Muhammad Saw di
lahirkan pada hari Isnin (Senin) bertepatan dengan tanggal 20 April tahun 571
Masehi. Nabi Muhammad Saw dilahirkan di Makkah, sekitar 200 M dari Masjidil
Haram, menjelang terbitnya fajar. Tahun
kelahiran nabi juga disebut dengan tahun Gajah karena pada waktu itu tentara
Abrahah dari Yaman datang menyerang Ka’bah dengan maksud akan meruntuhkannya.
Mereka datang dengan mengendarai Gajah. Namun penyerangan itu gagal total
karena Allah mengirim burung Ababil yang menjatuhkan batu-batu dari neraka
kepada mereka. Seperti yang diceritakan Allah SWT pada surat Al Fiil. Serentak
dengan kelahiran Nabi Muhammad Saw, juga singgasana Kaisar di Madain runtuh,
api sembahan orang Majusi di Persia yang sejak 1000 tahun menyala, menjadi
padam. Dan banyak lagi hal yang menunjukkan keajaiban ketika lahirnya
Rasulullah Saw.
Beliau wafat pada tanggal 12
Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dalam usia 63 tahun. Beliau tidak
sempat bertemu dengan ayahnya, karena masih dalam kandungan ibunya, ayahnya
Abdullah bin Abdul Muthalib meninggal, dan dunia ketika usia 6 tahun ibunya
Aminah binti Wahab, meninggal dunia dalam perjalanan pulang dari Yatsrib,
setelah berziarah ke kuburan suaminya. Kemudian, Muhammad Saw diasuh oleh
kakeknya Abdul Muttalib. Sebelum nabi berusia 8 tahun, kakeknya wafat.
Pamannya, Abi Thalib, lalu mengambil alih tanggung jawab mengasuh Muhammad Saw.
Peringatan Maulid Nabi
Hal yang melatarbelakangi
peringatan maulid Nabi Muhammad Saw adalah ketika kondisi kehidupan, bangsa,
dan secara individu masyarakat sudah menjauh dari nilai agama, sikap
memperhatinkan kehidupan bermasyarakat, seperti pemerintahan yang kurang stabil,
rakyatnya mulai banyak meninggalkan syariat agamanya, akhlaknya mulai rusak,
terjadi banyak kerusuhan-kerusuhan dan kemaksiatan-kemaksiatan. Dari berbagai
aspek itu mendorong gerakan yang memunculkan kembali sejarah, perjuangan sosok
teladan Nabi Muhammad Saw dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.
Maulid Nabi diadakan oleh
kalangan umat Islam pada kurun ketiga atau tiga ratus tahun setelah hijrah Nabi
untuk meredam dan menata kembali kehidupan yang lebih bermartabat. Tokoh
pemerintahan yang pertama kali menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi adalah
Penguasa Irbil Raja Mudzaffar Abu Said Al Kukburi bin Zainuddin Ali bin
Buktikin. Beliau adalah raja yang cerdas ahli strategi di bidang pemerintahan,
pemurah, alim dan adil. Saat itu seorang ulama’ besar Syekh Al Hafidz Ibnu
Dahyah yang mengarang kitab tentang sejarah nabi yang diberi nama At-Tanwir fi
Maulidil Basyir An-Nadzir, diberi hadiah oleh raja sebesar 1000 dinar.
Setelah diadakan peringatan
Maulid Nabi Saw tersebut, pemerintahan kembali stabil, semangat pengamalan
agamanya makin baik, negaranya aman, tentram dan bertambah makmur. Sesuai
dengan Firman Allah SWT :
Jikalau sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami (Allah) akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS : Al A’raf :96).
Bercermin dari Nabi yang Agung
Michael H. Hart dalam bukunya 100
Orang Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah menempatkan Nabi Muhammad Saw
sebagai deretan paling atas sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah
manusia. Menurut Hart, Nabi Muhammad Saw adalah satu-satunya orang yang
berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal spiritual maupun
kemasyarakatan. Hart mencatat bahwa Nabi Muhammad Saw mampu mengelola bangsa
yang awalnya egoistis, barbar, terbelakang dan terpecah belah oleh sentimen
kesukuan, menjadi bangsa yang maju dalam bidang ekonomi, kebudayaan dan
kemiliteran dan bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi yang saat itu
merupakan kekuatan militer terdepan di dunia.
Tentu saja Nabi Muhammad Saw
pantas menjadi teladan, dan bahkan menjadi perhatian dunia, karena memang
beliau pribadi yang sederhana, konsisten, kuat, mendamaikan yang bersengketa,
kasih sayangnya yang tiada pernah membedakan, jujur, menghargai berprestasi,
membangun peradaban atau negara. Telah diriwayatkan oleh Abu Hurairah Rasululla Saw bersabda “Innama bu’itstu
liutammima makarimal akhlaq”. Artinya sesungguhnya aku diutus Tuhan untuk
menyempurnakan (keshalihan) akhlak.
Sejarah telah membuktikan bahwa
Rasulullah merupakan pribadi yang kuat, orang yang paling dipercayai akan kejujurannya sehingga mendapat gelar al amin.
Beliau juga termasuk pekerja keras yang tidak pernah menyusahkan kepada saudara
bahkan tetangganya, ia pun pribadi yang mandiri, dari beternak kambing sampai
sukses membawa bisnis perdagangan Khadijah. Ketika itu hingga Rasulullah mampu
meminang konglomerat Siti Khadijah dengan mahar 10 ekor unta. Riwayat lain
mengatakan 20 dan ada yang mengatakan 100 ekor unta, bisa kita bayangkan berapa
rupiah jika kita nominalkan dengan harga unta saat ini.
Selain jiwa yang mandiri,
Rasulullah juga termasuk yang konsisten dan komitmen untuk setiap keputusan,
bukan orang yang gamang ketika menghadapi urusan apalagi sudah ditawarkan
jabatan, Rasulullah Saw adalah bimbingan Allah SWT yang mendapatkan hidayah
menjadi kekasih nya Allah SWT, tawaran dari yang cukup lembut sampai tindakan
kekerasan, kebencian terus di ciptakan untuk menghentikan dakwah Islam, namun
tidak sedikit pun langkah Muhammad Saw tersurutkan, di mulai dari tawaran untuk
menukar nabi dengan anak yang terpandang di kota Makkah kepada Abu Thalib
pamannya, menawarkan harta, dan cobaan berupa permusuhan tapi di rasulullah Saw
tetap istiqomah dalam mendakwahkan Islam.
Pribadi Muhammad Saw, begitu
peduli terhadap besar maupun kecil, pernah suatu ketika seorang anak menangis
di hari lebaran, dimana tidak ada yang peduli,
tidak memiliki pakaian yang bagus, tidak ada yang merawat, dan tidak ada
makanan, dimana anak-anak se usia nya ketika itu bersuka ria atas lebaran, nabi
Muhammad saw mengelus kepala nya, mengajak nya dan menjadikan Fatimah sebagai
saudara nya, seorang anak yang tidak pernah menyangka bahwa yang mengelus dan
berbicara lembut kepada nya adalah Nabi saw, begitupun dengan seorang Yahudi
buta, yang selalu berkata kasar tentang Muhammad saw, ketika wafat nya rasul,
maka Abu Bakar memberikan makan kepada orang tua tersebut, sehingga sang tua
buta itu mengetahui bahwa saat ini yang memberikan makan kepada nya bukanlah
orang yang biasa dengan kelembutan menyuapi nya, Abu Bakar menyampaikan yang
selama ini memberikan nya makan adalah Rasulullah Saw, Yahudi tersebut tidak
pernah menyangka selama dia berkata kasar Rasulullah Saw tidak pernah sama
sekali menaruh dendam dan marah, padahal setiap pagi ketika memberi makan akan
selalu di caci tentang Nabi Muhammad Saw itu.
Nabi Muhammad Saw, menghormati
orang yang berlainan agama, bahkan nabi saw berdiri untuk menghormati jenazah
orang kafir. tidak pernah memaksakan kehendak nya dalam mendakwahkan Islam,
bahkan begitu peduli sekalipun terhadap tawanan perang, memerdekakan
perbudakan. Baginda nabi menjadi penengah pertikaian antara suku khazraj dengan
Aus. Menciptakan undang-undang dalam bentuk peraturan yang membingkai kehidupan
bersama antara berbagai macam kelompok dan suku pada piagam Madinah, membentuk
kesatuan untuk hidup rukun bersama.
Rasulullah Saw tidak hanya
mengajarkan agama yang hanif, tapi mengajarkan bagaimana berkehidupan sosial.
Rasulullah mengajarkan agama sesuai dengan kapabilitas dan kebutuhan umatnya.
Nabi Saw akhlaknya begitu mulia, sehingga dalam maulid nabi yang akan datang
ini bertepatan pada tanggal 14 Januari 2014, pelajaran yang dapat kita ambil
darinya adalah bagaimana kita membumikan akhlak yang agung itu, untuk merubah
kehidupan yang tidak stabil ini. Kerusakan dan kehidupan hedonisme yang sudah
merajalela harus diterapi dengan cita dan tujuan maulid itu sendiri. Di
Indonesia maulid Nabi Muhammad Saw merupakan perayaan di setiap daerah, bahkan
hingga sampai satu bulan di bulan Rabiul Awal, dari pengajian, sekolahan,
bahkan instansi pemerintahan. Marilah kita jadikan momentum maulid ini sebagai
moment perubahan dengan kearifan dan kebijaksanaan dengan meneladani Rasulullah
Saw. Wallahu ‘Alam
*Penulis adalah alumni
Pascasarjana UIN Sunankalijaga Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar