Laman

Kamis, 23 Januari 2014

ALI BIN ABI THALIB



Oleh Dr. Asep Usman Ismail

Ali bin Abi Thalib salah seorang dari enam sahabat Nabi saw yang pertama masuk Islam. Ia sepupu Rasullah saw. Ayahnya, Abi Thalib, saudara kandung Abdullah bin Abdul Muthalib, ayahanda Rasulullah saw. Ali bin Abi Thalib anak didik Rasulullah saw. Dari enam orang yang pertama masuk Islam, Ali bin Abi Thalib satu-satunya yang mewakili kalangan remaja. Di belakang namanya selalu disebut ungkapan doa, “karramallâhu wajhahu” yang berarti, semoga Allah senantiasa memuliakan dirinya. Ungkapan ini selain doa, juga mengisyaratkan muru`ah, kehormatan dan martabat beliau yang sangat tinggi. Menurut riwayat, Ali bin Abi Thalib tidak pernah menghadapkan wajahnya kepada berhala dan tidak pernah melihat kemaluannya sendiri. Doa itu secara harfiah berarti, semoga Allah senantiasa menjaga kemuliaan wajah beliau.

Ali dikenal sebagai remaja sederhana, cerdas, pecinta ilmu, pejuang keadilan, teguh pendirian dan pemberani. Ketika penduduk Mekkah mengepung rumah Nabi guna mencegah beliau hijrah ke Madinah, Ali menempati tempat tidur Nabi untuk meyakinkan mereka bahwa Nabi tidak keluar rumah, padahal sejak dini hari Nabi sudah meninggalkan Mekkah bersama Abu Bakar menuju Madinah. Hubungan Rasulullah saw dengan Ali bin Thalib sangat dekat. Beliau dinikahkan dengan putri Nabi saw., Fatimah al-Zahra, sehingga Ali menjadi ahlul bait, keluarga Nabi. Dengan pernikahan ini, keturunan Nabi adalah keturunan Ali dan keturunan Ali adalah keturunan Nabi.

Ali bin Abi Thalib menjadi Khalîfah al-Râsyidîn, Kepala Negara yang terbimbing (556-560 M.) setelah wafat Usman bin Affan. Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib terjadi dua kali al-fitnat al-kubrâ`, malapetaka besar, perang saudara pertama di antara sesama Muslim. Perang Jamal (Perang Unta) yang dipimpin Siti ‘Aisyah melawan Ali bin Abi  Thalib dan Perang Shiffin antara Gubernur Syam, Mu’awiyah bin Abi Sufyan melawan Khalifah Ali. Kedua malapetaka ini berhasil  diatasi oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib, tetapi menyimpan luka yang menumbuhkan benih perpecahan, bahkan menyebabkan Khalifah Ali terbunuh oleh Ibn Mulzam, seorang anggota kelompok radikal Khawarij, yang menuduh Ali kafir dan darahnya halal. Khawarij adalah embrio kelompok radikal atas nama agama yang  bertentangan dengan ajaran Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar