Ali bin Abi Thalib salah seorang dari enam
sahabat Nabi saw yang pertama masuk Islam. Ia sepupu Rasullah saw. Ayahnya, Abi
Thalib, saudara kandung Abdullah bin Abdul Muthalib, ayahanda Rasulullah saw.
Ali bin Abi Thalib anak didik Rasulullah saw. Dari enam orang yang pertama
masuk Islam, Ali bin Abi Thalib satu-satunya yang mewakili kalangan remaja. Di
belakang namanya selalu disebut ungkapan doa, “karramallâhu wajhahu”
yang berarti, semoga Allah senantiasa memuliakan dirinya. Ungkapan ini selain
doa, juga mengisyaratkan muru`ah, kehormatan dan martabat beliau yang
sangat tinggi. Menurut riwayat, Ali bin Abi Thalib tidak pernah menghadapkan
wajahnya kepada berhala dan tidak pernah melihat kemaluannya sendiri. Doa itu
secara harfiah berarti, semoga Allah senantiasa menjaga kemuliaan wajah beliau.
Ali dikenal sebagai remaja sederhana, cerdas,
pecinta ilmu, pejuang keadilan, teguh pendirian dan pemberani. Ketika penduduk
Mekkah mengepung rumah Nabi guna mencegah beliau hijrah ke Madinah, Ali
menempati tempat tidur Nabi untuk meyakinkan mereka bahwa Nabi tidak keluar
rumah, padahal sejak dini hari Nabi sudah meninggalkan Mekkah bersama Abu Bakar
menuju Madinah. Hubungan Rasulullah saw dengan Ali bin Thalib sangat dekat.
Beliau dinikahkan dengan putri Nabi saw., Fatimah al-Zahra, sehingga Ali
menjadi ahlul bait, keluarga Nabi. Dengan pernikahan ini, keturunan
Nabi adalah keturunan Ali dan keturunan Ali adalah keturunan Nabi.
Ali bin Abi Thalib menjadi Khalîfah
al-Râsyidîn, Kepala Negara yang terbimbing (556-560 M.) setelah wafat
Usman bin Affan. Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib terjadi dua kali al-fitnat
al-kubrâ`, malapetaka besar, perang saudara pertama di antara sesama
Muslim. Perang Jamal (Perang Unta) yang dipimpin Siti ‘Aisyah melawan Ali bin
Abi Thalib dan Perang Shiffin antara Gubernur Syam, Mu’awiyah bin Abi
Sufyan melawan Khalifah Ali. Kedua malapetaka ini berhasil diatasi oleh
Khalifah Ali bin Abi Thalib, tetapi menyimpan luka yang menumbuhkan benih
perpecahan, bahkan menyebabkan Khalifah Ali terbunuh oleh Ibn Mulzam, seorang
anggota kelompok radikal Khawarij, yang menuduh Ali kafir dan darahnya halal.
Khawarij adalah embrio kelompok radikal atas nama agama yang bertentangan
dengan ajaran Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar