Oleh Dr. Asep Usman Ismail
Ayat secara
bahasa berarti tanda. Ayatullâh berarti tanda kekuasaan atau kebesaran
Allah. Ayatullâh terbagi dua, ayat Qur`aniyah dan ayat kauniyah.
Ayat Qur`aniyah adalah ayat Allah yang tersurat, sedang ayat kauniyah
adalah ayat Allah yang tersirat. Ayat Qur`aniyah merupakan wahyu Allah
yang tersurat di dalam Al-Qur`an dan merupakan bagian dari susunan Mush-haf
Al-Qur`an.
Susunan
Al-Qur`an dapat dijelaskan dari dua pendekatan, dari segi turunnya Al-Qur`an
dan dari susunannya pada mush-haf. Pendekatan pertama disebut dengan tartîb
al-nuzûl, sedangkan pendekatan kedua disebut tartîb al-suwar.
Susunan Al-Qur`an berdasarkan tartîb al-nuzûl tidak pernah dilakukan,
karena Rasulullah SAW tidak memerintahkan sehingga tidak ada catatan dan
dokumentasi yang lengkap. Sementara susunan Al-Qur`an berdasarkan tartîb
al-suwar, urutan surah-surah Al-Qur`an, menjadi salah satu dasar komposisi
Mush-haf Al-Qur`an. Susunan Mush-haf Al-Qur`an terdiri dari
30 juz, 114 surah dan 6328 ayat. Sistem penomoran ayat dimulai dengan teks ayat
(nash al-ayah), baru kemudian dicantumkan nomor ayat di belakang ayat.
Adapun yang
dimaksud dengan ayat kauniyah (al-ayat al-kawniyyah) adalah hukum alam
ciptaan Allah yang berlaku pada alam raya. Di antara ayat Qur`aniyah dengan
ayat kauniyah terdapat munâsabah, korelasi dan keserasian. Keduanya,
jika kaji secara mendalam akan melahirkan dua disiplin ilmu, ilmu-ilmu
Al-Qur`an dan ilmu-ilmu kealaman; serta melahirkan dua jenis kepakaran, ulama
dan ilmuwan. Keduanya harus kembali disatukan seperti pada masa kejayaan Islam,
dalam bentuk integrasi Al-Qur`an dan sains atau Islam dan ilmu pengetahuan. Hal
ini yang menjadi cita-cita utama pendirian universitas Islam, termasuk gagasan
mengubah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) menjadi Univversitas Islam Negeri
(UIN) seperti yang terjadi IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar