Laman

Kamis, 06 Februari 2014

Bayan



Oleh Dr. Asep Usman Ismail

Istilah bayân, menurut Al-Raghib al-Isfahani, secara bahasa berarti al-kasyfu ‘anis  syai`i, mengungkap atau membuka sesuatu hingga terlihat jelas. Dalam ilmu bahasa, suatu pembicaaraan dinamakan bayân, apabila pembicaraan itu menyingkap makna yang tersirat dan menjelaskannya dengan seterang-terangnya. Oleh karena itu berdasarkan definisi bayân ini, tulisan atau pembicaraan yang menjelaskan al-mujmal, uraian yang bersifat garis besar, dan al-mubham, ungkapan yang pengertiannya masih samar-samar, dinamakan al-bayân.

Menurut para ulama ahli bahasa, al-bayân itu terbagi dua. Pertama, al-bayân bi al-tanjîz, yaitu penjelasan yang bersifat alamiah, terkait dengan sifat dan karakter yang merupakan pembawaan sejak Allah menciptakannya. Menurut para ulama ahli bahasa, al-bayân bi al-tanjîz tidak membutuhkan penelitian dan pembahasan yang mendalam untuk memahaminya. Contoh al-bayân bi al-tanjîz adalah penjelasan Allah bahwa syaitan itu musuh manusia seperti dijelaskan pada ayat berikut: Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan; sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. (Q.S. al-Zukhruf/43: 62)

Kedua, al-bayân bil ikhtibâr, yaitu penjelasan yang membutuhkan pemikiran yang mendalam dan penelitian  yang seksama agar al-bayân itu benar-benar berhasil mencapai sasaran, menjelaskan persoalan dengan terang benderang. Untuk mendapatkan penjelasan yang termasuk al-bayân bil ikhtibâr,  Al-Qur`an membimbing umat manusia supaya bertanya kepada yang mengetahui seperti disebutkan pada ayat yang berikut: “maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui. (Q.S. al-Anbiya`/21: 7). Dalam beragama hanya ada dua pola, yang berilmu bertugas menjelaskan; yang tidak mengetahui jangan malu bertanya. Oleh sebab itu, untuk mendaptkan al-bayân bil ikhtibâr tidak perlu meneliti sendiri, cukup bertanya kepada ahlinya saja.

Al-Qur`an menyebut al-bayân sebanyak tiga kali. Salah satunya berkenaan dengan penjelasan tentang makna, maksud dan kandungan Al-Qur`an. “Kemudian sesungguhnya Kami yang akan menjelaskannya”. (Q.S. al-Qiyamah/75: 19). Maksudnya, Allah tidak hanya menurunkan Al-Qur`an kepada Rasulullah saw., tetapi juga mejelaskan segala sesuatunya berkenaan dengan Al-Qur`an secara terang benderang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar